MAKALAH
Disusun
sebagai salah satu syarat
Persentasi
mata kuliah pengantar pendidikan
OLEH:
DESTA
MUSTIKA NPM 1621028
ELA
KUMALA DEWI NPM 1621050
DESI
TUYANTI NPM
1621047
MAYSA
WINASIH NPM
1621018
DOSEN PENGAMPU
M. DONI SANJAYA, M.Pd.
PROGARAM
STUDI BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan memajnjatkan
puji syukur ke hadirat allah swt, atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya
kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “empat
pilar pendidikan”.
Kami
menyadaribahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan allah
swt dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini.
Kami menghaturkan rasa hormat dan berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya harap semoga makalh
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Baturaja,
november 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................... i
KATA PENGANTAR.........................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................................ 2
C.
Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pilar Pendidikan................................................................................ 3
B.
Empat
Pilar Pendidikan....................................................................................... 4
C.
Garis
Besar Mengenai Ke Empat Pilar Pendidikan UNESCO........................... 6
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 8
B.
Saran.................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa,
tidak ada cara lain kecuali melalaui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan
kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimana pun mesti di prioritaskan.
Sebab kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia yang
berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Manusia yaang dapat
bergumul dalam masa dimana dunia semakin sengit tingkat kompetensinya adalah
manusia yang berkualitas. Manusia demikianlah yang diharapkan dapat
bersama-sama manusia yang lain turut berpartisipasi dalam percaturan dunia yang
senantiasa berubah dan penuh teka teki.
Sebagian mahasiswa jurusan keguruan dan
ilmu pendididkan sudah selayaknya kita mengetahui tentang pendidikan itu
sendiri khususnya apa saja unsusr-unsur pendidikan sampai dengan pilar-pilar
pendidikan. Disini dirasakan perlu mengetahui apa saja pilar-pilar dari
pendidikan itu sendiri agar senantiasa para penikmat pendidikan bisa
berorientasi pada produk dan hasil belajar. Kemudian agar kita sebagai
mahasiswa yang sedang belajar untuk dapat menguatkan sistem pendidikan khusunya
pendidikan di indonesia serta bagaimana kita bisa mengkontruksi dasar dari
suatu pendidkan serta adanya oknium pendidikan yang belum bisa mengaplikasikan
pilar-pilar pendidkan.
Sehingga disini diharapkan dalam pembahasan
mengenai pilar-pilar pendidikan kita sebagai calon pendididk di harapkan bisa
nantinya untuk mengaplikasikan pilar-pilar ini ketika turun ke lapangan serta
mampu membangun kesadaran kepada peserta didik untuk mengembangkan tujuaan
pedidikan dari pilar-pilar pendidiakn yang ada.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka perumusan masalahnya sebagai
berikut.
1.
Apa
pengertian pilar pendidkan?
2.
Apa
sajakah pilar-pilar pendidikan?
3.
Bagaimana
garis besar mengenai keempat pilar pendidikan UNISCO?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan yang terdapat di dalam
makalah ini adaalah sebagai berikut.
1.
Untuk
mengetahui pengertian pilar pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui pilar-pilar pendidkan yang ada.
3.
Untuk
mendeskripsikan garis besar mengenai keempat pilar pendidkan UNISCO.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pilar Pendidikan
Dalam
kamus besar bahasa indonesia, kata “pilar” diartikan sebagai “tiang penyangga”
(terbuat dari besi atau beton). Kata pilar dalam bahasa inggris berarti pillars
(sama artinya dengan pilar dalam bahasa indonesia).
Eksistensi
pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai
penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumahberangkat
dari pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan
tidak kudah roboh sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi.
Istilah
pilar dalam pendidikan bisa menjadi bagian yang tak kalah penting,
eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran, instrument pendidikan, dll.
Adapun maksud dari pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah bahwa sendi
pendididkan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang
berfisi kedepan dengan melihat perubahan-perubahan kehidupan. Dalam pendidikan,
belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pendidikan adalah usaha
sadar untuk menumbuh kembangakan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui
kegiatan pengajaran (belajar mengajar). Belajar juga dikatakan sebagai keyterm
(kata kunci) paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.
Hal
ini juga melihat dari kondisi zaman yang cepat perubahan terutama di bidang
teknologi dan informasi sehingga visi pradigma pendidikan harus relevan yang
kemudian di turunkan ke dalam metode pembelajaran. Yaitu merupakan paradigma
teching (mengajar) menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini proses
pendidikan menjadi proses bagaimana “belajar bersama anatar guru dan anak didik”.
Guru dalam konteks ini juga termasuk dam proses belajar. Sehingga lingkungan
sekolah menjadi learning society (masyarakat belajar). Dalam paradigma ini,
peserta didik tidak lagi disebut pupil (siswa) tapi learner (yang belajar).
Sebagai
objek sekaligus subjek pendidikan manusia menjadi titik sentral dalam proses
belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan. Manusia belajar dari apa saja
disekitarnya untuk survive sekaligus pengembangan potensi diri, lahir dari
ketidaktahuan dari rahim seorang ibu dalam di bekali penglihatan, pendengaran
dan akal untuk digunakan dalam tugasnya sebagai khalifatullah fil ardh.
Berangkat
dari sinilah, paradigma learning ini diusung sebagai pilar pendidikan untuk
kepentingan manusia dengan perubahan zaman dan ini berangkat dari paradigma
belajar. Jadi maksud dari pilar-pilar pendidikan yang penulis maksud dalam
pembahasan ini adalah sendi-sendi pendidikan menurut UNESCO harus di topang
setidaknya oleh empat hal, learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together.
Pendidikan
merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia yang berakal budi untuk mempersiapkan
dirinya dalam memasuki era tecnologi dan
globalisasi dimasa kini dan akan datang. Kegagalan dalam pendidikan menyebabkan
tidak berkembangnya potensi siswa untuk menjadi manusia produktif dan
berkualitas. Jadi pendidikan pada hakekatnya adalah hak asasi manusia dalam
proses mempersiapkan diri menuju masa depan yang lebih baik.
Paradigma pendidikan idealnya adalah untuk menciptakan
generasi penerus bangsa dan kebutuhan masyarakat, baik masyarakat umum maupun
masyarakat dunia kerja dapat terpenuhi oleh anak-anak yang memiliki
keterampilan dalam hal-hal tertentu.
B.
Empat Pilar Belajar
Untuk menghadapi dan menyesuaikan
diri dengan tuntutan perkembangan dunia yang sangat cepat, Unesco (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2005) merumuskan empat pilar belajar, yaitu: belajar
mengetahui (learning to know), belajar berkarya / Bekerja (learning
to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan
belajar berkembang secara utuh / Menjadi (learning to be). Keempat pilar
belajar ini seyogyanya menjadi acuan penting bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran siswa.
1. Belajar mengetahui (learning to know)
Belajar mengetahui berkenaan dengan
perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Dewasa ini terdapat ledakan
informasi dan pengetahuan. Hal itu bukan saja disebabkan karena adanya
perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ilmu dan teknologi, tetapi juga
karena perkembangan teknologi yang sangat cepat, terutama dalam bidang
elektronika, memungkinkan sejumlah besar informasi dan pengetahuan tersimpan,
bisa diperoleh dan disebarkan secara cepat dan hampir menjangkau seluruh planet
bumi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan
memanfaatkan pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya perolehan
pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet, bertanya, mengikuti kuliah,
dll. Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan
pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk mencapai
berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatakan kemampuan, memecahkan
masalah, belajar lebih lanjut, dll.
Jacques Delors (1996), sebagai ketua komisi penyusun Learning
the Treasure Within, menegaskan adanya dua manfaat pengetahuan, yaitu
pengetahuan sebagai alat (mean) dan pengetahuan sebagai hasil (end).
Sebagai alat, pengetahuan digunakan untuk pencapaian berbagai tujuan, seperti:
memahami lingkungan, hidup layak sesuai kondisi lingkungan, pengembangan
keterampilan bekerja, berkomunikasi. Sebagai hasil, pengetahuan mereka menjadi
dasar bagi kepuasaan memahami, mengetahui dan menemukan.
Pengetahuan terus berkembang, setiap saat ditemukan
pengetahuan baru. Oleh karena itu belajar mengetahui harus terus dilakukan,
bahkan ditingkatkan menjadi knowing much (berusaha tahu banyak).
2. Belajar berkarya /
Bekerja (learning to do)
Agar mampu menyesuaikan diri dan
beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu
belajar berkarya. Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui,
sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Dalam konsep komisi Unesco, belajar
berkarya ini mempunyai makna khusus, yaitu dalam kaitan dengan vokasional.
Belajar berkarya adalah balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan
kompetensi kerja. Sejalan dengan tuntutan perkembangan industri dan perusahaan,
maka keterampilan dan kompetisi kerja ini, juga berkembang semakin tinggi,
tidak hanya pada tingkat keterampilan, kompetensi teknis atau operasional,
tetapi sampai dengan kompetensi profesional. Karena tuntutan pekerjaan didunia
industri dan perusahaan terus meningkat, maka individu yang akan memasuki
dan/atau telah masuk di dunia industri dan perusahaan perlu terus bekarya. Mereka
harus mampu doingmuch (berusaha berkarya banyak).
3. Belajar hidup bersama (learning to live together)
Dalam kehidupan global, kita tidak
hanya berinteraksi dengan beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama,
kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka
kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomonikasi, bekerja sama dan
hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup bersama. Tiap kelompok
memiliki latar belakang pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan
yang berbeda, agar bisa bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak
belajar hidup bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan
bersama)
4. Belajar berkembang utuh
/ Menjadi (learning to be)
Tantangan kehidupan yang berkembang cepat
dan sangat kompleks, menuntut pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang
seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik aspek
intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai sasaran
demikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek
kepribadiannya. Sebenarnya tuntutan perkembangan kehidupan global, bukan hanya
menuntut berkembangnya manusia secara menyeluruh dan utuh, tetapi juga manusia
utuh yang unggul. Untuk itu mereka harus berusaha banyak mencapai keunggulan (being
excellence). Keunggulan diperkuat dengan moral yang kuat. Individu-individu
global harus berupaya bermoral kuat atau being morally.
C.
Garis Besar Mengenai ke Empat Pilar Pendidikan UNESCO
a.
Kekuatan
Ke empat
pilar pendidikan tersebut dirancang sangat bagus, dengan tujuan yang bagus
pula, dan sesuai dengan keadaan zaman sekarangg yang menuntut peserta didik
tidak hanya di ajarkan IPTEK, kemudian dapat bekerja sama dan memecahkan
masalah, akan tetapi juga hidup toleransi dengan orang lain ditengah-tengah
maraknya perbedaan pendapat dimasyarakat. Dengan ke empat pilar ini akan bisa
dicapai pendidikan yang berkualitas.
b.
Kelemahan
Meskipun
ke empat pilar pendidikan ini dirancang sedemikian bagusnya,namun perlu
diingat, masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, seperti
kurangnya SDM guru yang bener-benar “mumpuni”, perbedaan pola pikir setiap
masyarakat atau aderah dalam memandang arti penting pendidikan, kemudian ada
lagi fasilitas, fasilitas yang masih minim akan sangat menghambat kemajuan
proses belajar mengajar, dan kendala-kendala lain.
c.
Peluang
Apabila
pendidikan di indonesia diarahkan pada ke empat pilar pendidikan ini, maka pada
gilirannya masyarakat indonesia akan menjadi masyarakat yang bermartabat di
mata masyarakat dunia.
d.
Ancaman
Ke empat
pilar pendidikan UNESCO ini bisa menjadi bumerang bagi pesrta didik dan
pengajar apabila tujuan atau keinginan yang hendak dicapai tidak kunjung
terwujid. Bisa jadi akan muncul sikap pesimis dan putus asa kehilangan
kepercayaan diri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pilar-pilar pendidikan tersebut
dirancang dngan sangat bagus dan dengan tujuan yang sangat bagus pula. Dengan
mengaplikasikan pilar-pilar tersebut, diharapkan pendidikan yang berlangsung di
seluruuh dunia termasuk indonesia dapat menjadi lebih baik.
Namun
masih banyak aspek penghalang pelaksanaan tesebut, baik mengenai SDM nya,
fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau daerah dalam memandang arti penting pendidikan, dan kendala-kendala lain.
Persoalan
pendidikan merupakan tanggung jawab kia bersama, karenanya tetu secara
bersama-sama pula kita mencari alternatif pemecahannya. Mudah-mudahan ke empat
pilar tersebbut dapat kita realisasikan dan akan nampak hasilnya.
Mari
melakukan intropeksi diri sejauh mana kita sudah melakukannya yang terbaik
untuk perubahan dan perbaikan terhadap persoalan pendidikan yang melilit negeri ini. Satu
harapan kita semua, agar dunia pendidikan di indonesia bisa menjadi lebih baik
dan berkualitas.
B. Saran
Makalah ini semoga bermanfaat bagi
pembaca maupun orang lain, terutama pada Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah Pada Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Afniati. 2014. Pilar-Pilar Pendidikan.
Salam, B. 1997.Pengantar pedagogik.Jakarta:PT Rineka
Cipta
Yusak, Muclas.2013.Wawasan Kependidikan, Empat Pilar
Pendidikan.
Semarang:Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar