MAKALAH
BAHASA TULISAN DAN SISTEM AKSARA
BAHASA TULISAN DAN SISTEM AKSARA
Nama : 1. Ema Novarida
2. Fitra Marega
3.Rita Septiani
4.M.tri Bagus Ikhwan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Tahun Ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Tujuan
dan Manfaat pendidikan”.
Makalah
ini berisikan .tentang bahasa tulisa dan sistem aksara
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari
awal sampai akhir.
Semoga dari makalah ini,
kita dapat menambah pengetahuan bahasa
tu;isan dan sistem aksara itu sendiri.
Baturaja, 15 November 2016
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar
Isi..................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. .1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. .1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan bahasa lisan dan bahasa tulis...........................................................2
2.2 Bahasa Silabik...................................................................................................3
2.3 Sistem Aksara....................................................................................................4
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan bahasa lisan dan bahasa tulis...........................................................2
2.2 Bahasa Silabik...................................................................................................3
2.3 Sistem Aksara....................................................................................................4
BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan........................................................................................................5
3.2 Saran.................................................................................................................6
PENUTUP
3.1Kesimpulan........................................................................................................5
3.2 Saran.................................................................................................................6
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Berkenaan
dengan bahasa adalah juga menjadi objek linguistik, maka bagi linguistik bahasa
lisan adalah primer, sedangkan bahasa tulis adalah bahasa sekunder.
Meskipun
dikatakan bahasa lisan adalah primer dan bahasa tulis adalah sekunder, tetapi
peranan atau fungsi bahasa tulis didalam kehidupan modern sangat besar sekali.
Bahasa tulis sudah dibuat orang dengan pertimbangan dan pemikiran, sebab kalau
tidak hati-hati, tanpa pertimbangan dan pemikiran, peluang untuk terjadinya
kesalahan sangat besar. Sedangkan dalam bahasa lisan setiap kesalahan bisa
segera diperbaiki. Lagi pula bahasa lisan sangat dibantu oleh intonasi,
tekanan, mimik, dan gerak-gerik si pembicara
1.2 Rumusan
Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.Perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan?
2. Pengertian tulisan silabik?
3. Sistem aksara ?
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.Perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan?
2. Pengertian tulisan silabik?
3. Sistem aksara ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.Agar mengetahui perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan
2.Agar mengetahui tulisan silabik
3.Agar mengetahui sistem aksara
1.Agar mengetahui perbedaan antara bahasa tulis dan bahasa lisan
2.Agar mengetahui tulisan silabik
3.Agar mengetahui sistem aksara
BAB 2
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan
antara bahasa tulis dan bahasa lisan
Ada perbedaan antara bahasa lisan dan
bahasa tulis salah satunya yang di kemukakan salah satu pengarang.“Bahasa tulis
sudah dibuat orang dengan pertimbangan dan pemikiran,sebab kalau tidak
hati-hati,tanpa pertimbangan dan pemikiran,peluang untuk terjadinya kesalahan
dan kesalahpahaman dalam bahasa tulis sangat besar.Bila terjadi kesalahan,maka
kesalahan itu tidak bisa secara langsung di perbaiki.Berbeda dengan bahasa
lisan.Dalam bahasa lisansangat dibantu oleh intonasi,tekanan,mimik,dan
gerak-gerik si pembicara” (Chaer:83-84).
Bahasa lisan - Lisan mendahului tulisan-
Wujud setengah juta tahun dahulu- asal-usulnya tidak dapat dipastikan-
perubahan sistem berlaku dengan cepat Bahasa tulisan - Tulisan hadir kemudian-
Wujud sepuluh ribu tahun dahulu - Asal-usul dapat dipastikan- Perubahan sistem
berlaku dengan perlahan Fugsi Tulisan Kontak dengan dunia luar Sihir dan
upacara kerohanian Penyimpanan kira-kira keagamaan secara ekslusif Perakaman
peristiwa, undang-undang adat, cerita tradisional Peringatan dan pesanan untuk
generasi kemudian Pentadbiran awam Perdagangan Pengucapan kesusasteraan dan
kesenian Pengembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin.
Jenis tulisan:PIKTOGRAF Tulisan paling
dini bermula daripada gambar yang terdapat di gua Altamira, Utara Sepanyol, dan
beberapa tempat lain di Afrika, Indo-Amerika, Eskimo, Siberia dan Cina. Gambar
yang sederhana itu menggambarkan objek itu sendiri. Gambar dikodkan supaya
dapat dihubungkan dengan makna dan bunyi untuk merekodkan idea, pemikiran,
penciptaan, dan sebagainya. Gambar itu sendiri dinamakan PIKTOGRAF. Piktograf
merupakan tulisan yang paling dini, dan penciptaannya memerlukan perhatian
terus. Tulisan ini menggambarkan objek tertentu dalam pelbagai bentuk dan gaya.
Jenis tulisan: IDEOGRAF Piktograf
kemudiannya ditafsirkan dengan lebih mendalam, dan tidak lagi menggambarkan
sifat benda atau konsep. Piktograf yang menggambarkan gagasan, idea atau konsep
dinamakan IDEOGRAF. Ideograf juga dikenali dengan nama logograf atau tulisan idea.
Ideograf ini kemudiannya menjadi lebih sederhana, sehingga hubungan antara
gambar dengam maknanya tiada kaitan sama sekali, seperti tulisan paku yang
digunakan oleh bangsa Sumaria pada 4 ribu S.M. Tidak ada tulisan yang seratus
peratus Ideograf. Namun demikian, tulisan Cina dan tulisan Kanji Jepun
merupakan tulisan yang paling hampir dengan bentuk ini. Tulisan suku kata atau
silabik merupakan perubahan dan kemajuan daripada tulisan ideograf, khususnya
aksara paku yang diperkembang oleh orang Parsi zaman Darius I. Lambang atau
tulisan dalam sistem silabik ini mengandung bunyi suku kata, dan tidak
menyatakan gambar, gagasan atau kata. Selain orang Parsi, orang Mesir juga
memperkembang sistem tulisan silabik. Aksara Mesir ini mempengaruhi sistem
tulisan bangsa lain, termasuk bangsa Fenesia di pantai timur laut tengah.
Aksara Fenesia mengandung 22 suku kata, dan setiap aksara melambangkan satu
konsonan yang dikuti satu vokal.
2.2Tulisan Silabik
Tulisan Silabik Pada awal abad ke-9,
wanita di istana maharaja Jepun telah mencipta ejaan sukuan sambung yang
dikenali sebagai hiragana, iaitu tanda yang berasal daripada huruf Cina. Jika
huruf Kanji dapat melahirkan pendapat, konsep dan citra, hiragana menambahkan
satu lagi matra, iaitu transkripsi fonetik yang bebas daripada sistem
ideografik. Pada abad ke-11, Murasaki Shikibu melalui tulisan hiragana ini
telah menghasilkan The Tale of Genji, iaitu sebuah karya klasik yang terkenal
yang menjadi tanda ketamadunan Jepun. Pada akhir abad ke-8, wujud tulisan katakana
yang telah dihasilkan oleh sami Buddha untuk mempermudah bacaan sutra. TULISAN
SILABIK Hiragana digunakan untuk menulis kata/frasa asli bahasa Jepun, dan
katakana digunakan untuk menulis kata/frasa pinjaman. Tulisan Jepun mengekalkan
percantuman empat bentuk, iaitu kanji, hiragana, katakana dan roman. Ini
demikian kerana sistem perlambangan fonetik Jepun memerlukan pendekatan lelurus
yang memperlahankan proses bacaan dan melewatkan pemahaman isi.
Di Korea, wujud sistem tulisan hankul.
Sistem tulisan ini lebih canggih daripada sistem tulisan Jepun. Pada dasarnya
sistem tulisan Cina, Jepun, Korea, Sanskrit, Jawa, Thai dan lainnya masih
meneruskan sistem ideogram (lambang), dan fonogram (tanda bunyi) yang berbentuk
suku kata. TULISAN SILABIK Bahasa Arab mempunyai cara yang berbeda, iaitu
mementingkan bunyi konsonan sebagai akar kata, sedangkan bunyi vokal hanya
menyatakan jenis kata, dan aspek tatabahasa yang ditegaskan dengan bentuk
tersendiri, bukannya huruf. Bahasa Yunani, Latin, Romawi, Jerman dan lainnya
menggabungkan huruf mati dengan huruf hidup untuk mewujudkan satu deretan bunyi
bahasa yang bermakna. Tulisan silabik orang Fenesia diubah suai oleh orang
Yunani, dan aksara Yunani telah diubah suai oleh orang Romawi. Pada abad
pertama masihi, aksara Romawi (Latin) tersebar ke seluruh dunia. Pada abad
ke-16, aksara ini tiba di Kepulauan Melayu.
TULISAN SILABIK Terdapat dua sistem yang
luas digunakan, iaitu Romawi dan Cryrilik. Sistem Romawi inilah yang digunakan
dalam sistem tulisan rumi, Sistem Cryrilik digunakan dalam bahasa Yunani, Rusia
dan bahasa Eropah Timur yang lain. Di Nusantara, sebelum aksara rumi digunakan,
telah wujud sistem aksara batak, Sunda, Mandailing, Bugis, Makasar, Kerinci,
Lampung, Rejang,, Tagalog, Rencong, Jawa, Sanskrit, Dewanagari dan Sasak.
Aksara ini diwarisi daripada aksara Palava yang tersebar bersama agama Hindu
dan Buddha. Aksara Palava berasal daripada aksara Brahmi yang ada kaitannya
dengan aksara Semit.
2.3Sistem Aksara
Aksara
adalah istilah bahasa Sansekerta,
akshara, Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau abjad (bahasa Arab) yang dimengerti sebagai
lambang bunyi (fonem) sedangkan bunyi itu sendiri adalah lambang pengertian
yang menurut catatan sejarah secara garis besar terdiri dari kategori (Kartakusuma
2003):
Ada pendapat sebelum hadir aksara Arab dan Latin sekarang, tulisan yang lazim dipergunakan di kawasan Asia Tenggara (kecuali di Vietnam dan sebagian kalangan penduduk Cina Selatan) diduga sebagian besar dari pengaruh India. Begitu pun halnya yang terjadi di Nusantara para sarjana (pribumi dan asing) hampir selalu mengajukan pendapat senada bahwa aksara di Nusantara hadir sejalan dengan berkembangnya unsur (Hindu-Buda) dari India yang datang dan menetap, melangsungkan kehidupannya dengan menikahi penduduk setempat. Maka sangat wajar, langsung atau tidak langsung disamping mengenalkan budaya dari negeri asalnya sambil mempelajari budaya setempat di lingkungan pemukiman baru, salah satu implikasinya adalah bentuk aksara (de Casparis 1975).
Ada pendapat sebelum hadir aksara Arab dan Latin sekarang, tulisan yang lazim dipergunakan di kawasan Asia Tenggara (kecuali di Vietnam dan sebagian kalangan penduduk Cina Selatan) diduga sebagian besar dari pengaruh India. Begitu pun halnya yang terjadi di Nusantara para sarjana (pribumi dan asing) hampir selalu mengajukan pendapat senada bahwa aksara di Nusantara hadir sejalan dengan berkembangnya unsur (Hindu-Buda) dari India yang datang dan menetap, melangsungkan kehidupannya dengan menikahi penduduk setempat. Maka sangat wajar, langsung atau tidak langsung disamping mengenalkan budaya dari negeri asalnya sambil mempelajari budaya setempat di lingkungan pemukiman baru, salah satu implikasinya adalah bentuk aksara (de Casparis 1975).
Namun sejauh fakta yang ada, pendapat itu tidak disertai penjelasan tuntas
hingga pada
suatu waktu seorang ahli epigrafi yang berkebangsaan Prancis bernama Louis Charles
Damais (l951--55) yang menyatakan bahwa hipotesis para ahli tersebut belum
benar-benar menegaskan darimana dan bagaimana awal kehadiran serta mengalirnya
arus kebudayaan India ke Nusantara kecuali diperkirakan
tidak hanya berasal dari satu tempat saja, tetapi juga dari berbagai tempat
lainnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Aksara
adalah istilah bahasa Sansekerta,
akshara, Istilah lain untuk menyebut aksara adalah huruf atau abjad (bahasa Arab) yang dimengerti
sebagai lambang bunyi (fonem) sedangkan bunyi itu sendiri adalah lambang
pengertian yang menurut catatan sejarah secara garis besar terdiri dari
kategori (Kartakusuma 2003):
- Piktografik antara lain aksara hieroglif Mesir, Tiongkok Purba;
- Ideografik antara lain aksara Tiongkok masa kemudian yang hasil goresannya tidak lagi dilihat melukiskan benda konkrit;
- Silabik antara lain menggambarkan suku-suku kata seperti nampak pada aksara Dewanagari (Prenagari), Pallawa Jawa, Arab, Katakana dan Hiragana Jepang;
- Fonetik antara lain aksara Latin, Yunani, Cyrilic atau Rusia dan Gothik atau Jerman.
Ada pendapat sebelum
hadir aksara Arab
dan Latin
sekarang, tulisan yang lazim dipergunakan di kawasan Asia Tenggara (kecuali di Vietnam dan sebagian kalangan
penduduk Cina Selatan) diduga sebagian besar dari pengaruh India. Begitu pun halnya
yang terjadi di Nusantara para sarjana (pribumi
dan asing) hampir selalu mengajukan pendapat senada bahwa aksara di Nusantara hadir sejalan dengan
berkembangnya unsur (Hindu-Buda) dari India yang datang dan
menetap, melangsungkan kehidupannya dengan menikahi penduduk setempat. Maka
sangat wajar, langsung atau tidak langsung disamping mengenalkan budaya dari
negeri asalnya sambil mempelajari budaya setempat di lingkungan pemukiman baru,
salah satu implikasinya adalah bentuk aksara (de Casparis 1975).
Namun sejauh fakta yang ada,
pendapat itu tidak disertai penjelasan tuntas hingga pada suatu waktu seorang
ahli epigrafi yang berkebangsaan Prancis bernama Louis Charles
Damais (l951--55) yang menyatakan bahwa hipotesis para ahli tersebut belum
benar-benar menegaskan darimana dan bagaimana awal kehadiran serta mengalirnya
arus kebudayaan India
ke Nusantara
kecuali diperkirakan tidak hanya berasal dari satu tempat saja, tetapi juga
dari berbagai tempat lainnya.
3.2 Saran
Penulis berharap dari makalah ini mahasiswa dapat memahami:
1. Perbedaan bahasa tulis dan bahasa lisan
2. Bahasa Silabik
3. Sistem Aksara
Penulis berharap dari makalah ini mahasiswa dapat memahami:
1. Perbedaan bahasa tulis dan bahasa lisan
2. Bahasa Silabik
3. Sistem Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul.2012. Linguistik Umum.Rineka Cipta
Pratiwi,dede.2013.Makalah Linguistik umum aksara dan ejaan. http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/makalah-linguistik-umum-aksara-dan-ejaan.html.
Diakses pada tanggal 15 November 2016
Loenbun,2008.Sistem Aksara dan Bahasa tulis. http://antontopos.blogspot.co.id/2008/06/bahasa-tulisan-dan-sistem-aksa.html.
Diakses pada tanggal 15 November 2016
Mashaa Allah, Jazakallau khair
BalasHapus